Hendra Kusuma - Okezone
JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, Indonesia akan memiliki kawasan industri pertama yang berskala internasional. Investor dari Korea Selatan akan membuat kawasan industri tersebut di Boyolali, Jawa Tengah.
Ketua Umum API mengatakan, yang membuat kawasan tersebut berskala internasional, karena dari segi perencanaan dan tata ruang lebih bagus dibandingkan kawasan industri yang sudah ada saat ini.
"Korea akan bangun kawasan industri di Boyolali, luasnya 300 hektare, Kawasan industri pertama berskala internasional," ujar Ade kepada wartawan di Rumah Makan Sari Kuring, SCBD, Jakarta, Rabu (27/6/2013) malam.
Ade menjelaskan, pemilihan kota Boyolali sebagai tempat pembangunan kawasan industri, dikarenakan Boyolali merupakan kota yang masih sepi, dengan stok tenaga kerja yang masih tersedia banyak. "Kabupaten Semarang sudah padat, Boyolali masih sepi, tenaga kerja tersedia banyak," tambahnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Roman Bangun menuturkan kawasan industri Boyolali tersebut mampu menyerap 150 ribu tenaga kerja. Dengan begitu, ini salah satu memajukan perekonomian daerah tersebut, serta mengurangi angka pengangguran.
"Industri diperkirakan mampu menyerap 150 ribuan orang, ini kita perlukan untuk sekarang, kita butuh sekali industri seperti ini, ditambah lagi pengangguran yang tinggi," tukas Roman.
Selain itu, lanjut Roman, jika kawasan industri tersebut sudah selesai dan siap, diprediksikan banyak perusahaan besar yang masuk ke dalam kawasan industri tersebut. "Wilayahnya tidak terlalu besar, Tapi perusahaannya lah yang mengisi ini akan perusahaan besar," tutup Roman. (wdi)
Ketua Umum API mengatakan, yang membuat kawasan tersebut berskala internasional, karena dari segi perencanaan dan tata ruang lebih bagus dibandingkan kawasan industri yang sudah ada saat ini.
"Korea akan bangun kawasan industri di Boyolali, luasnya 300 hektare, Kawasan industri pertama berskala internasional," ujar Ade kepada wartawan di Rumah Makan Sari Kuring, SCBD, Jakarta, Rabu (27/6/2013) malam.
Ade menjelaskan, pemilihan kota Boyolali sebagai tempat pembangunan kawasan industri, dikarenakan Boyolali merupakan kota yang masih sepi, dengan stok tenaga kerja yang masih tersedia banyak. "Kabupaten Semarang sudah padat, Boyolali masih sepi, tenaga kerja tersedia banyak," tambahnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Roman Bangun menuturkan kawasan industri Boyolali tersebut mampu menyerap 150 ribu tenaga kerja. Dengan begitu, ini salah satu memajukan perekonomian daerah tersebut, serta mengurangi angka pengangguran.
"Industri diperkirakan mampu menyerap 150 ribuan orang, ini kita perlukan untuk sekarang, kita butuh sekali industri seperti ini, ditambah lagi pengangguran yang tinggi," tukas Roman.
Selain itu, lanjut Roman, jika kawasan industri tersebut sudah selesai dan siap, diprediksikan banyak perusahaan besar yang masuk ke dalam kawasan industri tersebut. "Wilayahnya tidak terlalu besar, Tapi perusahaannya lah yang mengisi ini akan perusahaan besar," tutup Roman. (wdi)