Mulai memikirkan what we give, bukan lagi what we get.
Oleh karena itulah, untuk menghemat energi yang sedikit ini agar optimal, sudah saatnya kita harus cerdas. Harus dikurangi dan dihapus hal-hal yang membuat kita capek sebelum bekerja, sebelum memunaikan amanah. Dan hal-hal yang membuat kita capek tersebut tidak lain tidak bukan adalah fikiran 'what we get' (apa yang mestinya aku dapat).
Inilah bayangan-bayangan what we get.
What we get membuat orang seperti mengejar bayangan, tidak pernah bisa dicapai, tapi pasti bikin lelah.
Prestasi tidak akan bisa diraih dalam kondisi lelah. Dengan kemampuan energi manusia yang terbatas, unsur what we get harus seminimal mungkin dihapus. Kita harus mulai belajar untuk mengukur apa yang kita dapat dari orang yang memberi, bukan dari sudut pandang diri kita. Artinya, sepanjang yang memberikan ikhlas, menurut tata aturan yang sudah benar, dan atau sesuai kesepakatan, kita harus ikhlas menerimanya. Walaupun toh ternyata menyimpang dari itu semua, kita harus yakin akan ada imbalan lain dari arah yang tak terduga.
Karena hidup ini pasti menganut unsur keseimbangan, ketika ada yang timpang pasti akan ada penyeimbang baru yang harus muncul. Sehingga permasalahan seperti ini tidak menjadi beban berlebihan di pundak kita.
Nah, ketika unsur what we get hilang (mendekati 0) dari diri kita maka 100% energi yang kita punya akan utuh. Jika 100% energi ini kita salurkan untuk memikirkan What We Give, apa yang bisa saya berikan, maka betapa besar potensi yang akan keluar dari diri kita.
Itu yang pertama. Yang kedua, unsur what we get biasanya pengaruhnya pada diri sendiri. Sehingga kalau seseorang capek memikirkan diri sendiri, yang rugi juga diri sendiri, yang lain tidak begitu berimbas. Lain halnya dengan what we give, ketika energi seseorang 100% dicurahkan untuk memberi, maka ketika ada orang lain juga 100% ingin memberi, dua x 100% ini tidak akan menghasilkan 200% tapi 300% bahkan 1000%. Mengapa? Yang 100%-1000% ini adalah efek pertemuan tersebut yang juga akan menghasilkan energi dan ide-ide baru hasil pertemuan dua energi tersebut. Dan bayangkan energi yang akan muncul ketika perpuluh orang bertemu dan memiliki sikap dan unsur yang sama untuk memberi.
Jadi pertemuan dua titik positif inilah yang diperlukan dalam sebuah tim. Yang akan menghasilkan karya-karya besar sepanjang zaman.
What we give tidak bisa dijalankan secara individu, semua tim semaksimal mungkin harus memiliki rasa yang sama. Karena kalau hanya salah satu dua yang memikirkan what we give sementara yang lain wat we get, maka akan timpang. Lain ketika semua wat we give, maka akan tercipta energi yang sangat luar biasa ....
Allaahu akbar.