TEMPO/ Arif Fadillah
TEMPO.CO ,
Jakarta: Asisten
Manajer Unit Pasar Besar Pasar Induk Kramat Jati, Sugiyono mengatakan saat ini
stok jengkol di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, telah kosong sejak
sebulan lalu. "Kosongnya sudah sebulan, tapi hebohnya sekarang. Mungkin
banyak yang nyari," kata Sugiyono kepada Tempo, Ahad, 9 Juni 2013.
Sugiyono menceritakan, hilangnya jengkol di pasaran diawali dengan naiknya harga jual jengkol yang melonjak. Lonjakan harga
jengkol terjadi pada 5 Mei lalu dengan harga perkilonya mencapai Rp 40 ribu.
Padahal, kata Sugiyono, harga jual jengkol perkilo biasanya hanya sekitar Rp
7-8 ribu. "Jadi harganya dulu naik, terus pasokannya mulai turun sejak 5
Mei," ujarnya. "Jengkol kan tidak ada impor, jadi kalau kosong ya
sudah nunggu panen lagi."Menurut Sugiyono, kosongnya pasokan jengkol dari Brebes, Jawa Tengah, karena faktor cuaca. "Kan hujannya rata di Lampung, Brebes, jadi tidak tumbuh jengkolnya. Petani di sana bilang bunga-bunga yang akan jadi jengkol pada rontok," ujarnya.
Biasanya, kata Sugiyono, jengkol yang dipasok ke pasar Induk Kramat Jati mencapai 20 sampai 25 ton per hari. "Tapi sekarang belum ada pasokan, paling kalau ada yang jual itu sisa stok mereka (pedagang)," ujarnya.
Namun, Sugiyono memperkirakan pasokan jengkol akan mulai stabil kembali sekitar sebulan ke depan. "Bulan depan mungkin udah normal lagi. Kan pasti tumbuh dan panen lagi jengkolnya," kata Sugiyono.
AFRILIA SURYANIS