Senin, 03 Juni 2013 | 10:05 WIB
TEMPO.CO, Depok -
Pemerintah Kota Depok akan membangun kembali Blok A Pasar Cisalak, Cimanggis,
Depok, yang mengalami kebakaran hebat pada Kamis malam lalu, 30 Mei 2013. Ketua
DPRD Depok Rintis Yanto meminta Wali Kota untuk segera mengeluarkan surat
keputusan (SK) bencana agar bisa menggunakan anggaran darurat untuk pembangunan
kembali pasar itu.
"Kami akan pakai anggaran darurat. Revitalisasi pasar ini tahun lalu Rp 5
miliar. Total untuk bangun lagi bisa di atas Rp 5 miliar," kata Rintis,
Ahad, 2 Juni 2013. Sisa-sisa pembakaran, kata Rintis, sudah lapuk dan mau tak
mau harus dirobohkan. "Dibangun dari awal, ini jadi tanggung jawab pemerintah."Seperti diketahui, sebanyak 528 toko di Blok A Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, ludes terbakar tiga hari lalu. Toko yang terbakar merupakan toko pakaian, mainan, emas, dan basement ikan, daging, dan sayuran. Diperkirakan kerugian mencapai puluhan miliar rupiah. Api diduga berasal dari salah satu toko di basement pasar yang digunakan untuk berjualan ikan, daging, dan sayuran. Api baru bisa dipadamkan sekitar enam jam dari awal kebakaran pukul 21.30.
Rintis mengatakan, pembangunan kembali Pasar Cisalak tidak akan merugikan pemerintah. Soalnya, Pasar Cisalak akan segera menjadi aset pemerintah kota karena hak guna bangunan dari pengembang sudah habis. Informasi yang dikumpulkan Tempo, saat ini tinggal beberapa toko yang masih dikuasai pengembang. Itu pun akan berakhir pada sekitar Desember 2013. "Pasar itu sudah berumur hampir 20 tahun. Tahun ini tahun terakhir (dimiliki pengembang), akan diambil alih oleh Pemkot," kata dia.
Sementara Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail berjanji kebutuhan los dan kios akan segera dibangun supaya pedagang bisa beraktivitas kembali. "Dana tak akan tertunda," katanya. Menurut dia, Pasar Cisalak akan disempurnakan agar lebih representatif bagi pedagang. "Totalnya tentu miliaran rupiah."
Dalam peristiwa itu, Nur Mahmudi menyesalkan adanya banyak kabel listrik yang terpasang berantakan di pasar tersebut. Hal itu, kata dia, akan memicu korsleting yang berbuntut pada kebakaran. "Kabel listrik berseliweran, ada indikasi (kebakaran karena) korsleting listrik," katanya.
Nur Mahmudi berharap ada kesadaran untuk menjaga keamanan secara kolektif di pasar tradisional. Kebakaran, kata dia, tidak akan hanya membakar toko atau barang pedagang yang lalai, tapi juga toko orang lain yang tidak tahu apa-apa. Apalagi pasar adalah lingkungan yang padat. "Harus meningkatkan kekompakan untuk sistem pencegahan," kata dia.
ILHAM TIRTA