Kalau seandainya Gerai gerai seperti ini sahamnya dimiliki oleh Para Pedagang. Bukankah Ekonomi Bangsa ini lebih mampu bersaing dengan Negara luar. Dan secara tidak langsung Tingkat Kesejahteraan Pedagang dan Petani semakin meningkat. Ini menjadi acuan kerja dan target yang harus diraih oleh SPPI ke depan agar lebih bermanfaat bagi seluruh Anggota dan Masyrakat Pedagang. (Burhan Saidi, Presiden SPPI)
JAKARTA, Selasa, 11 Juni 2013 | 09:56 wib ET
kabarbisnis.com: Perusahaan ritel PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan mencari buah-buahan dan sayur-sayuran produksi lokal untuk dijual di gerai-gerai miliknya. Langkah ini dilakukan menyusul revisi kebijakan pembatasan impor hortikultura yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura.
Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary MIDI, Suantopo Po saat ditemui wartawan di kantor pusat MIDI, di Cikokol-Tangerang, Senin (10/6/2013) sore.
"Jika buah ataupun sayuran impor dibatasi, kami akan ambil produk asal dalam negeri. Misalkan jeruk, yang biasanya impor, akan kami ganti jadi jeruk lokal asal pontianak, dan yang biasanya durian monthong asal Thailand, akan kami ganti durian asal Medan," ujarnya.
Padahal, dirinya mengungkapkan, batasan impor baik buah ataupun sayuran memang akan memberikan dampak terhadap setiap penjual produk hortikultura di sektor retail yang ada di tanah air.
Meski demikian, pihaknya mengaku sudah siap menghadapi kondisi tersebut sambil terus mengambil inisiatif guna mempertahankan marjin usaha tanpa harus meningkatkan harga jual atau menghilangkan item yang dijual.
"Untuk mendapat buah-buahan dan sayuran segar, kami akan menjalin kerja sama dengan petani-petani lokal. Hal ini juga menjadi langkah yang positif karena bisa menjadikan konsumen kami cinta dengan produk lokal," tegasnya. kbc10
Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary MIDI, Suantopo Po saat ditemui wartawan di kantor pusat MIDI, di Cikokol-Tangerang, Senin (10/6/2013) sore.
"Jika buah ataupun sayuran impor dibatasi, kami akan ambil produk asal dalam negeri. Misalkan jeruk, yang biasanya impor, akan kami ganti jadi jeruk lokal asal pontianak, dan yang biasanya durian monthong asal Thailand, akan kami ganti durian asal Medan," ujarnya.
Padahal, dirinya mengungkapkan, batasan impor baik buah ataupun sayuran memang akan memberikan dampak terhadap setiap penjual produk hortikultura di sektor retail yang ada di tanah air.
Meski demikian, pihaknya mengaku sudah siap menghadapi kondisi tersebut sambil terus mengambil inisiatif guna mempertahankan marjin usaha tanpa harus meningkatkan harga jual atau menghilangkan item yang dijual.
"Untuk mendapat buah-buahan dan sayuran segar, kami akan menjalin kerja sama dengan petani-petani lokal. Hal ini juga menjadi langkah yang positif karena bisa menjadikan konsumen kami cinta dengan produk lokal," tegasnya. kbc10